Pada Mei 1933, majalah The New York Times dan Time memberitakan kematian seorang kakek tua yang berasal dari China bernama Li Ching Yuen. Yang menjadi perdebatan adalah umurnya, Li Ching Yuen mengaku bahwa dia lahir pada tahun 1736. Dengan demikian berarti dia berusia 197 tahun pada hari kematiannya.
Beberapa
ilmuwan China yang penasaran mulai bekerja untuk menyelidiki kebenarannya.
Profesor Wu Chung Chien dari universitas Minkuo menemukan data yang membuktikan
bahwa usia Li bukanlah 197 seperti yang dikatakan oleh li sendiri
Wu
Chung Chien menemukan sebuah catatan dari kerajaan Cina yang memberikan ucapan
selamat kepada Li Ching Yun atas ulang tahunnya yang ke-150 tahun pada tahun
1827. Apabila pada tahun 1827 ia berulang tahun ke-150, maka itu berarti
catatan kerajaan menunjukkan bahwa Li lahir pada tahun 1677 dan saat meninggal
di tahun 1933, ia berumur 256 tahun. Ia telah hidup melewati sembilan kaisar pada
dinasti Qing selama 256 tahun. Ia menjadi manusia terlama hidup yang pernah dicatat sepanjang
sejarah (kecuali yang tercatat dalam Kitab Suci tentunya).
Kita
tidak tahu pasti kebenaran dari riwayat hidupnya yang bercampur dengan legenda,
rumor dan dongeng tersebut. Satu-satunya fakta ialah bahwa ia seseorang yang
nyata dan hidup sehat sampai usia yang sangat tua, jauh lebih tua daripada
orang-orang lainnya.
Li diceritakan
lahir di Chi Jian Hsien, pegunungan propinsi Szechuan, China, dimana umur
panjang melambangkan kebesaran seseorang. Ia dilahirkan antara tahun 1677 atau
1678, menurut catatan tersebut. Kisah hidupnya kemudian mengalir seperti sebuah
kisah dari film-film silat yang kita tonton. Sejak usianya 10 tahun, ia sudah
berkelana ke Kansu, Shansi, Tibet, Annam, Siam, dan Manchuria untuk
mengumpulkan tanaman obat. Ia menghabiskan tujuh puluh tahun pertamanya
mengelilingi China untuk mengumpulkan dan menjual obat-obatan herbal. Dalam
perjalanannya, ia juga menguasai ilmu beladiri, chi kung, dan ahli tanaman
herbal, termasuk ginseng, Asiatic pennywort, dan wolfberry China.
Selama
hidupnya, Li dikenal sebagai seorang herbalis dan ahli kungfu. Ketika berumur tujuh
puluh satu tahun, Li pindah ke Kai Hsien, bekerja sebagai ahli strategi militer
dan guru seni beladiri untuk Angkatan Darat China selama 170 tahun. Pada tahun
1927, Jenderal Yang Sen mengundang Li untuk tinggal bersamanya sehingga ia bisa
mempelajari rahasia Li yang dapat menghambat penuaan usianya.
Setahun
kemudian, Li kembali ke rumahnya untuk tinggal bersama isterinya yang ke-24.
Beberapa sumber mengatakan bahwa Li telah menguburkan 23 Istri dan pada saat
meninggalnya ia hidup bersama istri ke 24. Dari ke-24 istrinya, Li memiliki
anak cucu hingga 11 generasi dan berjumlah sekitar 200 orang. Walapun usianya
sudah 200 tahun lebih, namun dalam pandangan orang-orang ia kelihatan seperti
seseorang yang berusia 60 tahun-an. Saat itulah The New York Times ada di sana,
dan melaporkan bahwa banyak pegawai kawakan di lingkungan Li bersumpah bahwa Li
telah menghabiskan waktu bersama kakek mereka, yang pada saat itupun, dia sudah
sangat jauh lebih tua daripada kakek mereka.
Pada
1933, li pernah berkata kepada seorang sahabat,"Aku telah menyelesaikan
semua hal yang harus diselesaikan di dunia ini, sekarang aku akan pulang."
Li Ching Yun meninggal tidak lama setelah itu pada tanggal 06 Mei 1933. Pada
saat kematiannya, ucapan dukacita untuk Li dipublikasikan oleh media-media
ternama dunia, termasuk The New York Times dan Times Magazine.
"Jagalah
agar hatimu tetap tenang, duduklah seperti kura-kura, berjalanlah dengan riang
seperti merpati dan tidurlah seperti seekor anjing." Itulah kalimat
nasehat yang diberikan oleh Li Chung Yun ketika seorang kepala suku bernama Wu
Pu Fei mengundangnya ke rumah dan menanyakan rahasia umur panjang.
Menurut
berita yang disiarkan oleh Majalah Time, Li Ching-yun lahir Tahun 1677 dan meninggal pada usia 256 tahun.
Ketika ditanya apa rahasia umur panjang, maka Li Ching-yun mempunyai beberapa
resep, yaitu:
- Mengutamakan
Mengkonsumsi tumbuh-tumbuhan (Sayur-Mayur)
- Biarkan hati tetap
tenang
- Duduk seperti kura-kura
- Sigap Berjalan Seperti
Punai, dan
- Tidur seperti anjing
BLUE
ZONE
Dan Buettner, penulis "The Blue Zones:
Pelajaran Panjang Umur dari Orang Yang Hidup Terlama," melakukan penelitian
terhadap orang-orang yang berumur panjang. Dalam bukunya, ia meneliti gaya
hidup dari empat populasi geografis yang berbeda di seluruh dunia.
Semua kelompok: penduduk Okinawa, Sardinia, California
Advent, dan Costa Rica-memiliki potensi hidup sampai lebih dari 100 tahun yang
jauh lebih besar dari kebanyakan orang, atau mereka hidup belasan tahun lebih
lama dari rata-rata. Dia menyebut tempat di mana kelompok-kelompok ini hidup
"zona biru."
Menurut penelitian Buettner, semua kelompok
zona-biru adalah komunitas yang secara alamiah memadukan unsur-unsur gaya hidup
sehat seperti: pola makanan sehat, berjalan jauh dari rumah mereka ke tempat
kegiatannya, dan pandangan hidup yang positif.
Mereka makan diet bahan sayuran. Kelompok
Advent di Loma Linda, California, banyak makan kacang-kacangan dan sayuran
hijau seperti yang disebutkan dalam Alkitab (Kejadian 1:29). Penggembala yang tinggal di
dataran tinggi Sardinia mengonsumsi roti gandum tak beragi, keju dari hewan
makan-rumput, dan anggur khusus.
Buettner menemukan bahwa diet rendah kalori
membantu dalam memperpanjang hidup, seperti yang ditunjukkan oleh sebuah
kelompok lansia sehat Okinawa yang memraktekkan aturan Konfusianisme berhenti
makan ketika 80 persen penuh.
Karena tidak semua dari kita memiliki kesempatan untuk pindah ke daerah "Blue Zone", maka yang dapat kita lakukan adalah mengikuti pola hidup mereka di tempat kita masing-masing berada. Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk meniru pola hidup mereka dengan kegiatan-kegiatan yang kita rancang sendiri:
- Pola makanan sehat (diet rendah lemak)
- Banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan
- Berlatih olahraga (yang bersifat aerobik dan latihan beban)
Referensi-referensi
Blue
Zones; Rahasia Hidup Sehat Orang-Orang tertua di Dunia, Dan Buettner, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2010
The
Secret Of People Who Never Get Sick, Gene Stone, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2010
DR.
Yang Jwing-Ming dalam bukunya “Muscle/Tendon Changing and Marrow/Brain Washing
Qigong” menyatakan bahwa Li adalah seorang ahli herbal yang menghabiskan
sebagian besar hidupnya di gunung-gunung. Pada tahun 1927, Jenderal yang Sen
(dari kemiliteran China) mengundang Li untuk dating ke tempat tinggalnya di Wan
Hsien, propinsi Sichuan, di mana foto yang dilampirkan dalam artikel ini
diambil. Sumber: Jwing-Ming, Yang (1989). Muscle/Tendon Changing and
marrow/Brain Washing Chi Kung: The Secret of Youth. YMAA Publication Centre.
ISBN 0-940871-06-8
Pemimpin
pasukan militer China, Jenderal Yang Sen, menulis sebuah catatan tentang Li
yang berjudul “A Factual Account of The 250 Year-Old Good-Luck Man”, di mana ia
mendeskripsikan penampilan Li: “Dia memiliki tatapan mata yang bersih dan ia
pun melangkah dengan cepat serta tangkas; Li memiliki tinggi badan sekitar 7
kaki, memiliki kuku yang sangat panjang, dan wajah yang kemerah-merahan.”
Sumber: Sen Yang. A Factual Account Of The 250 Year-Old Good-Luck Man, Taipei,
Taiwan, Chinese and Foreign Literature Storehouse
“Qigong
Teaching of a Taoist Immortal: The Eight Essential Exercises of Master Li Ching
Yuen”, buku Stuart Alve Olson yang diterbitkan pada tahun 2002 mengajarkan cara
praktek jurus “Tenaga Dalam Delapan Diagram Telapak Tangan” yang diajarkan oleh
Master TT. Liang (Liang Tung Tsai), yang mana ia pelajari dari jenderal Yang
Sen yang belajar langsung dari Li. Sumber: Olson, Stuart Alve (2002), Qigong
Teachings of a Taoist immortal: The Eight Essential Exercises of Master Li
Ching Yuen, Healing Arts Press, ISBN 0-89281-945-6
Seorang
Taoist fundamental, yaitu Master Liu Pai Lin, yang tinggal di Sao Paulo,
Brazil, dari tahun 1975, hingga tahun 2000, memiliki foto-foto lain dari Master
Li di dalam kelasnya. Dalam foto-foto ini wajah Master Li terlihat dengan jelas,
terlihat pula kukunya yang panjangdan melengkung. Master liu Pai Lin pernah
menemuinya di China, dan menyebut Master Li sebagai salah seorang gurunya, ia
sempat pula belajar dari Master Li tentang jurus “Kekosongan” (Wuji), Sumber:
Lin Liu Pai: Hayashi, Yoshitsugu: Shioda, kenichi (1995), taoist Chi Kung
Secret Transmission, ISBN 4-88481-426-6
Salah
seorang murid Li, yaitu Master Tai Chi bernama Da Liu menceritakan kisah ini.
Pada saat Li berusia 130 tahun, ia berjumpa dengan seorang pertapa di sebuah gunung
yang kemudian mengajarinya Jiulong Baguazhang (sembilan naga delapan diagram
telapak tangan) dan Qigong (tenaga dalam) dengan instruksi pernapasan khusus,
pergerakan dan cara mengkordinasikannya dengan suara spesifik serta rekomendasi
makanan. Da Liu mengatakan bahwa Mr.Li dapat memiliki umur panjang karena ia
secara teratur melakukan latihan-latihan tersebut setiap hari, secara teratur,
dengan benar dan dengan tulus selama 120 tahun. Sampai saat ini, para praktisi
Jiulong Baguazhang modern mengakui bahwa pengetahuan yang mereka peroleh
berasal langsung dari Li.
http://id.wikipedia.org/wiki/Li_Ching-Yuen
http://www.kaskus.co.id/thread/51a69ee87c12436f4d000008/li-ching-yuen-sang-manusia-kuno-dari-china-kebenaran-mitos-rahasia-umur-panjang/1